Makalah : Oligopoli dalam dunia bisnis saat ini
Martikulasi...martikulasi.
Meskipun baru martikulasi namun tugasnya lumayan banyak ternyata teman-teman. Meskipun badan lumayan lelah karena pagi ampe sore kerja trus lanjut kuliah hingga malam namun semangatnya tetap TOP banget dech. Berikut ika share tugas makalah mata kuliah : "Ekonomi Bisnis".
Kali ini ika pilih tema "Oligopoli dalam dunia bisnis saat ini : kasusnya ambil contoh industri selluler"
Rangkuman :
Pasar
oligopoli
adalah pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual terhadap satu komoditi sehingga tindakan satu penjual akan mempengaruhi tindakan
penjual lainnya. Jika produknya homogen disebut oligopoli murni (pure
oligopoly). Jika produknya berbeda corak disebut oligopoli beda corak
(differentiated oligopoly).Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan
memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan pasar, di mana
keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.
Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga,
dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka.
Praktek
oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas,
sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan
praktek oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk
pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti,
industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Asumsi yang mendasari
kondisi di pasar oligopoli adalah pertama, penjual sebagai price maker. Penjual
bukan hanya sebagai price maker, tetapi setiap perusahaan juga mengakui bahwa
aksinya akan mempengaruhi harga dan output perusahaan lain, dan sebaliknya.
Kedua, penjual bertindak secara strategik.Asumsi ketiga, kemungkinan masuk
pasar bervariasi dari mudah (free entry) sampai tidak mungkin masuk pasar
(blockade), dan asumsi keempat pembeli sebagai price taker.Setiap pembeli tidak
bisa mempengaruhi harga pasar
Pendahuluan
Pasar
merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada
dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas.
Pasar juga merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk
mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu barang/jasa yang
diperjualbelikan. Pasar merupakan perwujudan dari kegiatan ekonomi,pasar
muncul karena pemenuhan akan kebutuhan semakin beragam.Pada awalnya dikenal
dengan sistem barter disini melakukan pertukaran barang dengan barang
lain,dari sini pasar terus berkembang dengan pesatnya sampai sekarang berbagai
jenis pasar bermunculan dengan celah-celah ekonomi berdasarkan permintaan pasar. Dalam
perkembangannya kita kenal pasar oligopoli sebagai bentuk bagian dari pasar
saat ini.
Pasar
oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan.Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari
sepuluh (Rahardja, 2008).Praktek
oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga
perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual
terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang
melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada (Sicat, 1991).
Menurut Rahardja (2008), ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun.
Menurut Rahardja (2008), ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun.
Istilah
Oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos Polein
yang berarti: yang menjual sedikit atau beberapa penjual. Beberapa penjual
dalam konteks ini, maksudnya di mana penawaran satu jenis barang di kuasai oleh
beberapa perusahaan, beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak
10 atau 15 perusahaan. Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup
panjang.Istilah oligopoly pertama kali digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam
karyanya pada tahun1916, yaitu “Utopia” 11.Dalam karya tersebut dikatakan bahwa
harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar
lebih dari satu.
Sedangkan
Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838
melalui karyanya “Researches sur les priciples mathematiques de la theorie des
richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand
.Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap
sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya.Pasar oligopoli adalah
suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau
penjual dalam satu wilayah area.Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana
terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling
bersaingan.Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli Pasar Oligopoli
merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna.Dimana pasar
Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual
yang memproduksi barang sejenis.
Gambar Kurva Oligopoli :
Keterangan :
Apabila pesaing ikut bila harga turun, maka akan
mengakibatkan jumlah barang yang diminta oleh konsumen (quantity demanded) bergerak
sesuai garis D1. Apabila pesaing tidak ikut menaikkan harga bila perusahaan
menaikkan harga akan mengakibatkan (pada waktu harga diatas P0), quantity
demanded akan bergerak sepanjang garis D2. Jadi kurva demand (demand curve)
dari perusahaan yang menghadapi situasi ini adalah garis ABD1.
Jadi garis demand dari barang yang dihasilkan oleh
perusahaan yang beropersidipasar oligopoli, sangat tergantung dari respon
pesaingnya. Apabila pesaing tidak mengikuti perubahan harga yang dillakukan
oleh perusahaan, maka demand curve dari produk perusahaan mengikuti garis
demand D1. Untuk memaksimumkan keuntungan (profit maximizing), maka MR(Marginal
Revenue) harus mengikuti garis D1, dan harus sama dengan MC (Marginal Cost).
Demikian pula sebaliknya apabila pesaing tidak mengikuti perbahan harga yang
dilakukan oleh perusahaan, maka demand curve dari produk perusahaan mengikuti
garis D2 , dan manager kalau ingin memaksimumkan labanya MR-nya harus
mempertimbangkan garis D2 , dan MR harus sama dengan MCPada pasar oligopoli
aturan untuk memaksimumkan keuntungan/laba adalah sama dengan (persis seperti)
aturan pada pasar monopoli.
Berikut adalah gambar perbandingan 4 cara untuk memaksimalkan laba di
oligopoli :
Faktor-faktor
Penyebab terbentuknya Pasar Oligopoli
1.
Efisiensi Skala Besar
Efisiensi
skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya
produksi).Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat
efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses
produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara
optimal.Efisiensi ekonomi menyangkut pada biaya produksi.Bagaimana mengatur
biaya pada komposisi yang tepat sehingga harga yang dipasarkan merupakan harga
yang bisa diterima pasar dan produsen. Kompleksitas manajemen (tingkat
kerumitan).Tingkat kerumitan dalam manajemen pengelolaan di suatu
perusahaan. Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
industri mobil, semen, kertas, pupuk, dan peralatan mesin, umumnya berstruktur
oligopoly Tekhnologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan
dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru
tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Keadaan diatas
merupakan hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi perusahaan
pesaing.Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit
produsen.
2.
Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan
sempurna, monopoli,dan pasar monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai
dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat
memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan
dari perusahaan pesaing.Karena dalam industri oligopoli, kemampuan keungan yang
besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri.Perusahaan
juga harus mempunyai kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan
dalam struktur industry yang persaingannya lebih kompleks.Tidak banyak
perusahaan yang memilki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli
akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
Ciri
– Ciri Pasar Oligopoli
1.
Pasar oligopoly hanya terdiri atas sekelompok kecil
perusahaan. Dalam pasar oligopoly terdapat beberapa perusahaan raksasa
yang menguasai penjualan dan di samping itu pula terdapat beberapa perusahaan
kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling memengaruhi satu sama lain.
Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus mengambil keputusan dengan
hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang, corak produksi dan sebagainya.
Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus dari
pasar oligopoli.
2.
Barang yang diproduksi adalah barang yang
standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa
juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu. Barang yang diproduksi pada
pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar misalnya pada industry
penghasil barang mentah (baja dan aluminium) dan industry bahan baku (semen dan
bahan bangunan). Selain itu pada pasar oligopoly juga memproduksi barang yang
berbeda corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir seperti industry mobil,
industry rokok, industry pesawat terbang, dan lain-lain.
3.
Terdapat banyak pembeli di pasar.Seperti pasar persaingan sempurna, jumlah
pembeli di pasar oligopoli sangat banyak.
4.
Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai
pasar. Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki
modal besar saja (konglomerasi). Karena ada ketergantungan dalam perusahaan
tersebut untuk saling menunjang. Contoh: bakrie group memiliki pertambangan,
property, dan perusahaan telefon seluler (esia)
5.
Adanya hambatan bagi pesaing baru.Perusahaan yang telah
lama dan memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat
perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar oligopoly tersebut.
6.
Adanya saling ketergantungan antar perusahaan
(produsen).
7.
Advertensi (periklanan) sangat penting dan
intensif.Untuk menciptakan brand image, menarik market share dan mencegah
pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang
karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli,
oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik perhatian calon pembeli yang
ingin memilih barang-barang , dengan mudah perusahaan membuat iklan tentang
produknya dengan keunggulan -keunggulan produknya dibanding produk perusahaan
lain atau perusahaan pesaing.
8.
Sulit Dimasuki Perusahaan Baru. Dalam pasar oligopoli ini mengapa
dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan
yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang
baru muncul yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen
tidak tau kualitas dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.
9.
Harga Jual Tidak Mudah Berubah . Dalam pasar oligopoli ini harga yang
keluar tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan
tidak mudah berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu
produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan
keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir
kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk
perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan
kualitas yang hampir sama.
Sifat-
sifat pasar oligopoli :
1.
Harga produk yang dijual relatif sama
2.
Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
3.
Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang
besar
4.
Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
Faktor
– Faktor Penghambat Pasar Oligopoli
1.
Hak paten yang tidak memungkinkan perusahaan lain
memproduksi barang yang sama.
2.
Modal yang di butuhkan terlalu besar, para pengusaha
enggan untuk menanggung risiko yang besar.
3.
Perusahaan lama telah terkenal sehingga sulit untuk
tersaingi sehingga menimbulkan risiko yang besar bagi perusahaan baru.
4.
Skala Ekonomis. Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif
lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk
memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang
sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan
relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah
bila dibandingkan para pendatang baru.
5.
Ongkos produksi yang berbeda antar perusahaanYang
dijelaskan diatas adalah ongkos produksi per unt berbeda sebagai akibat dati
tingkat (jumlah) produksi berbeda. Di samping itu ongkos produksi dapat pula
berbeda pada tingkat produksi yang sama. Biasanya pada setiap tingkat produksi,
ongkos produksi per unit yang harus dikeluarkan perusahaan yang baru lebih
tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama.Oleh karenanya perusahaan baru
tidak dapat menjual baranganya semurah seperti perusahaan lama.Keadaan ini
menghambat kemasukan perusahaan baru. Terdapat banyak faktor yang menimbulkan
kecenderungan perpedaan ongkos produksi tersebut.
Kelebihan
Dan Kelemahan Pasar Oligopoli
·
Kelebihan pasar oligopoli
1.
Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
Pasar oligopoli ini sangat memberi kebebasan
terhadap pemilihan produk, secara umum pembeli memperkirakan akan lebih baik
membeli produk yang mana yang dibutuhkan yang mana yang mampu memenuhhi
kebutuhan, jadi para pembeli tidak akan di tawarkan dengan agresif oleh
perusahaan dalam pasar ini, namun pembelilah yang menentukan akan membeli
produk dari perusahaan mana.
2.
Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
Dalam pasar Oligopoli ini tentu penelitian -
penelitian akan banyak terjadi ,contohnya penelitian tentang minat pembeli yang
banyak membeli dari perusahaan lain di banding dengan perusahaan kita , ini
merupakan penelitian untuk pengembangan produk yang perusahaan ini miliki agar
dapat menarik pembeli dari perusahaan pesaing berkat keunggulan kualitas yang
dimiliki.
3.
Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya
persaingan penjual.
Didalam pasar Oligopoli ini kepuasan konsumen atau
pembeli sangat berpengaruh karena bisa saja dengan ketidak puasannya seorang
pembeli dapat membuat pembeli lain ikut tidak puas dan beralih dengan produk
lain dari perusahaan yang lain pula. oleh sebab itu banyak perusahaan bersikap
baik dalam halnya pelayanan dan memperhatikan kepuasan pembeli agar pembeli
bersikap loyal dan dapat membeli produk perusahaan ini dengan jenjang waktu
yang lama.
4.
Adanya penerapan teknologi baru
Didalam pasar olihopoli ini penerapan teknologi
terbaru sangatlah bermanfaat, jikateknologi yang semakin berkembang tidak
diikuti oleh perusahaan bisa jadi pembeli akan membeli produk dari perusahaan
lain yang memberi penerapan teknologi terbaru. oleh karena itu penerapan
teknologi terbaru dapat memudahkan perusahaan untuk mengembangkan produknya
agar lebih di minati.
b.
Kelemahan pasar oligopoli
1.
Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
Dalam pasar oligopoli ini sering kali terjadi
ketimpangan distribusi pendapatan,dimana perusahaan yang besar yang sudah lama
berdiri dan banyak sekali peminatnya lebih banyak mendistribusikan produk
dagangnya yang mengakibatkan hasil pendapatan yang banyak pula. sedangkan
perusahaan yang kurang di minati pembeli otomatis akan mendistribusikan barang
dangangnya dalam jumlah yang sedikit dan memperoleh pendapatan yang kecil.
2.
Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa
mendorong timbulnya inflasi
Didalam pasar oligopoli ini harga sangat bergantung,
terkadang harga yang mahal itu menggambarkan kuliatas yang bagus pun belum
tentu banyak peminatnya oleh karena itu perusahaan yang bekecimbung di dalam
usaha ini sangat jarang menaikan harga, itupun jika naik hanya sedikit dan
tidak berpengaruh terhadap minat pembeli sehingga jauh untuk terjadinya
inflasi.
3.
Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada
kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang
Didalam pasar oligopoli ini timbul pemborosan akiban
biaya produksi yang besar namu pemasukan tidak seimbang ini diakibatkan
perusahaan yang kurang peminat bekerjasama dengan perusahaan oligopolis lainnya
yang juga kurang peminat untuk bersaing dengan perusahaan pemimpin pasar,
mengapa bisa boros?karena biasanya dua perusahaan yang mempunyai satu produk
kerjasama akan menimbulkan sedikit penghasilan namun biaya produksi yang sama.
akibatnya biaya produksi dan penghasilan perusahaan tersebut goyan dan bisa
menyebabkan pemborosan.
4.
Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan
pemilik faktor produksi
Didalam pasar oligopoli ini timbul eksploitasi
terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi , ini dikarenakan minat pembeli
yang cenderung memihak terhadap pemimpin pasar yang mengakibatkan faktor
produksi perusahaan yang baru memulai eksistensinya kurang minat dari pembeli.
5.
Sulit ditembus / dimasuki perusahaan baru
Didalam pasar oligopoli ini sulit untuk perusahaan
lain bergabung dalam usaha karena minat pembeli yang tinggi terhadap pimpinan
pasar sehingga sangat sulit untuk perusahaan baru untuk berkembang karena
kurangnya peminat dari pembeli
6.
Bisa berkembang ke arah monopoli perusahaan dalam
pasar oligopoly
Didalam pasar oligopoli ini bisa
berkembang kearah monopoli jika sudah tidak ada yang mampu bersaing dengan
pemimpin pasar, ini mengebabkan monopoli perusahaan ini berlanjut dengan
menyaingin produk barang lainnya yang belum perusahaan ini kuasai. perusaaan
ini berkemungkinan menyaring banyak pembeli karena produk yang lama sudah
banyak peminat dan jika perusahaan ini menonopoli produknya sama dengan produk
lain yang banyak di minati pembeli ,boleh jadi dengan produk terbarunya
perusahaan ini dengan mudah menyaingi perusahaan lama lainnya yang memiliki
produk yang belum di miliki oleh perusahaan ini.
Macam
– Macam Pasar Oligopoli
1.
Oligopoli murni adalah menjual barang yang homogen.
Biasanya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan
bahan mentah atau merupakan praktek oligopoli dimana barang yang
diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identic
2.
Oligopoli Diferensial adalah
menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu
umumnya adalah barang akhir atau merupakan suatu bentuk praktek oligopoli
dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan.
Hubungan
Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli:
a.
Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan
antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan
produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan
tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan
pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC).
Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi
yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya
yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara
merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah
permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk
yang sama
b. Oligopoli
tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan
antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan
jumlah produk yang dihasilkan.Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan
jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari
pesaingnya).
Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar
persaingan ini sehubungan dengan tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang
dihasilkan relatif sama) yaitu sebagai berikut :
1) Bila
terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah produksinya agar
harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya, maka
biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing dengan menurunkan harga jual produknya
2) Bila
satu perusahaan mulai menurunkan harga jual produknya tanpa menambah jumlah
produksinya dengan maksud untuk menguasai pangsa pasar, maka langkahnya akan
diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan cara menurunkan harganya semata atau
menurunkan harga dengan cara menjual lebih banyak produknya di pasar.
3) Bila
satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara langsung pada
penurunan
harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain
relatif tidak akan mengikutinya.
Penyebab
terbentuknya pasar oligopoly :
Efisiensi
skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya
produksi).Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat
efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses
produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara
optimal.Efisiensi ekonomi menyangkut pada biaya produksi.Bagaimana mengatur
biaya pada komposisi yang tepat sehingga harga yang dipasarkan merupakan harga
yang bisa diterima pasar dan produsen.
Kompleksitas
manajemen (tingkat kerumitan).Tingkat kerumitan dalam manajemen pengelolaan di
suatu perusahaan.
Dalam
Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori
perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan
reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan
kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya
digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
Dampak
dari dibentuknya Undang-undang Anti Monopoli No. 5 th. 1999, ini sangat positif
bagi para pengusaha kecil dan menengah, selain dunia usaha yang semakin sehat
dalam bersaing, lahirnya UU tersebut juga mencegah adanya penguasaan pasar secara
mutlak oleh para konglomerat. Hal ini sesuai dengan tujuan dibentuknya
Undang-undang tersebut, yaitu :
1.
Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi
ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat
2.
Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan
persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan
berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku
usaha kecil
3.
Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha
4.
Terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan
usaha
Peranan
Lembaga Perlindungan Konsumen Terhadap hak-hak Konsumen Efek dari pembentukan
Undang-undang Anti Monopoli adalah dibentuknya suatu lembaga yaitu Komisi
Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), yang dibentuk dengan tujuan untuk memenuhi
amanat dari Undang-Undang no. 5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat. Kehadiran KPPU, jelas adalah untuk mengontrol
laju persaingan usaha agar lebih kondusif. Dalam kerjanya, KPPU mengawasi tiga
hal yang berkaitan dengan Undang-undang no. 5 tahun 1999, yaitu :
1.
Pengawasan terhadap “Perjanjian yang dilarang”, yaitu
melakukan perjanjian dengan pihak lain untuk secara bersama-sama mengontrol
produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dapat menyebabkan praktek
monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat seperti perjanjian penetapan
harga, diskriminasi harga, boikot, perjanjian tertutup, oligopoli, predatory
pricing, pembagian wilayah, kartel, trust (persekutuan), dan perjanjian dengan
pihak luar negeri yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak sehat.
2.
Pengawasan terhadap “Kegiatan yang dilarang”, yaitu
melakukan kontrol produksi dan/atau pemasaran melalui pengaturan pasokan,
pengaturan pasar yang dapat menyebabkan praktek monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat.
3.
Pengawasan terhadap “Posisi dominan”, pelaku usaha yang
menyalahgunakan posisi dominan yang dimilikinya untuk membatasi pasar,
menghalangi hak-hak konsumen, atau menghambat bisnis pelaku usaha lain. Cara
kerja KPPU yaitu membuktikan ada tidaknya kecurangan dalam persaingan usaha,
lalu kemudian mempertanyakan eksistensi perbuatan yang dilakukan dan dengan
melihat dampak yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut.
Pembahasan
Untuk memahami tentang pasar oligopoli secara dalam maka
di sini penulis akan mengambil kasus pada Industrusi Telepon Seluler.Industri telepon
seluler mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik
di negara maju ataupun sedang berkembang. Di Indonesia pun telepon seluler
telah mengubah peta industri telekomunikasi secara radikal. Dimana telepon yang
dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok tertentu yang bisa
menikmatinya, sekarang dengan mudah mendapatkannya, murah lagi, baik dalam
sarana telekomunikasi fixedline wireline ataupunfixedline
wireless serta seluler. Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk
dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk
urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya. Demikian juga semua lapisan
masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga dari kota besar
ataupun pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana
telekomunikasi yang ada. Apalagi program universal service
obligation (USO) sudah menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun
terakhir ini.Sehingga pelayanan jasa telekomunikasi dibawa ke daerah-daerah
terisolir, meskipun hasilnya masih belum memuaskan.
Perkembangan
yang pesat pada industri telekomunikasi akhir-akhir ini terutama didorong oleh
pekembangan yang pesat dari pasar seluler.Dimana sejak awal perkembangannya
produk seluler berbeda dengan telepon tetap dengan jaringan kabel yang
dimonopoli oleh PT Telkom.Sementara telepon seluler sejak awal sudah tidak ada
hambatan masuk pasar bagi operator yang berminat dalam bisnis ini, sehingga
persaingan antar operator dalam pasar ini cukup sengit.Bahkan akhir-akhir ini
sudah menjurus pada perang harga. Dalam penjelasan berikut akan kita lihat
betapa perkembangan pasar seluler yang pesat juga diikuti dengan persaingan
yang semakin ketat antar operator, sehingga pelayanan yang ada di pasar juga
semakin beragam dengan berbagai fitur yang semakin menarik, jangkauan yang
semakin luas, dan harga yang semakin murah.
Sehingga manfaat yang diterima oleh
masyarakat dengan semakin berkembangnya pasar seluler dapat dirasakan oleh
masyarakat umum. Dalam uraian berikut akan disampaikan kondisi pasar seluler
dilihat dari structure, conduct dan perfomancenya. Untuk itu
penjelasan berikut akan banyak menggunakan hasil studi “Restructuring the
Telecommunications Industry: An Assessment on Industry Structure after Duopoly
in Indonesia” tahun 2007 yang dilakukan oleh Nathan Associates Inc.
Arlington, Virginia, USA bekerja sama dengan PT. Abdi Tama Mitra (Atmitra),
Jakarta Indonesia yang didanai BAPPENAS melalui Kantor Menko Perekonomian
dan “Private Provision of Infrastucture Technical Assistance” (PPITA)
IBRD Loan No. 4696-IND.
Undang-undang
RI no.36/1999 tentang Telekomunikasi memberikan pondasi bagi kompetisi pasar
telekomunikasi di Indonesia.Meskipun belum merubah posisi dominan PT Telkom
untuk penyelenggaraan jasa telepon tetap, baik untuk domestik maupun SLJJ
sampai sekarang.Namun
demikian sampai saat ini ada 3 operator yang melayani jasa telepon tetap,
tetapi hanya PT Telkom yang dapat melayani seluruh wilayah Indonesia. PT
Indosat (“Star One”) dan PT.
Bakrie Telecom (“Flexi”) juga
sudah melayani seluruh indonesia. Namun ada kendala yang harus dihadapi oleh
customer mereka yakni harus melakukan registrasi jika sudah beda wilayah.
Sementara
itu kompetisi di telepon selular telah terjadi lebih intensif.Dimana PT Telkomsel
dan PT. Indosat memiliki cakupan nasional, sedangkan Exelcomindo memiliki
cakupan hampir di seluruh .Hal
ini dapat disimpulkan bahwa kompetisi antara operator seluler secara praktis
terjadi hanya pada 3 operator. Bahkan, PT Telkomsel menguasai 59,6% pasar, yang
berarti merupakan pemain dominan di pasar. Rasio konsentrasi tiga perusahaan
besar tersebut (CR3) adalah 0,989 dan Indeks Herfindahl adalah 4450 pada tahun
2005, yang mengindikasikan struktur pasar oligopoli yang sangat ketat.
Hingga
saat ini di Indonesia telah hadir 10 operator yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat,
Excelcomindo (XL), Hutchison (3),Sinar Mas Telecom,Sampoerna Telecommunication,
Bakrie Telecom (Esia), Mobile-8 (Fren), dan Natrindo Telepon Selular
(sebelumnya Lippo Telecom). Dari jumlah ini, pelanggan fixed phone sekitar 9
juta dan pelanggan selular 64 juta pada tahun 2006. Kalau dibagi berdasarkan
platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%, CDMA selular 3%, dan
CDMA fixed wireless access (FWA) 9%. Namun dari sepuluh operator itu hanya 3
operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel, Indosat dan
Excelcomindo.Hal ini menyebabkan tingkat persaingan antar operator di Indonesia
mengalami peningkatan
Dan para pelanggan telepon seluler juga menikmati manfaat
dari persaingan tersebut. Seperti
kita ketahui bahwa struktur pasar biasanya akan mempengaruhi perilaku pelaku
pasar. Ada beberapa indikator perilaku pasar yang sering digunakan selama ini,
antara lain penetapan harga, jumlah produk yang dijual, investasi, iklan,
reaksi terhadap inisiatif pesaing, penerapan teknologi baru dan inovasi. Dimana
semakin tingginya persaingan karena semakin banyaknya pelaku usaha seperti
dalam industri telekomunikasi mengakibatkan meningkatnya kegiatan periklanan,
penurunan harga, dan munculnya berbagai ragam layanan yang ditawarkan operator,
sehingga pengguna menikmati rendahnya harga, kualitas layanan yang lebih baik,
dan beragam pilihan jasa.
Selain
itu tarif promosi juga banyak dilakukan oleh operator, diantaranya PT
Excelcomindo Pratama menurunkan tarifnya sebesar kira-kira Rp.149 per 30 detik,
sementara Simpati (PT Telkomsel) memberlakukan tarif Rp.300 per menit untuk
pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 23.00 hingga 07.00. PT Indosat
(Mentari) bahkan memberikan gratis kepada pelanggan yang melakukan panggilan
antara pukul 00.00 hingga 05.00.Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa
industri telekomunikasi baik untuk jaringan tetap tanpa kabel dan seluler di
Indonesia pada saat ini telah memasuki situasi perang tarif, sementara para
operator baru berusaha memaksimalkan kapasitas jaringan yang dimilikinya. Oleh
karena itu perang tarif nampaknya akan tetap terjadi sampai dengan kapasitas
jaringan digunakan secara penuh. Perkembangan akhir-akhir ini bahkan
menunjukkan perang tarif yang semakin gencar sehingga banyak operator yang
menawarkan berbagai keuntungan seperti roaming gratis, tarif telepon interlokal
sama dengan tarif lokal, bonus pulsa, dan lain-lainnya. Adanya perang tarif
antar operator tersebut menyebabkan tarif telepon seluler cenderung mengalami
penurunan.Kecenderungan turunnya tarif seluler sebagai akibat perang tarif
antar operator mengindikasikan bahwa persaingan antar operator seluler semakin
ketat.
Dibandingkan
dengan tarif telepon di negara lain, tarif yang berlaku di Indonesia berada di
posisi tengah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Hal ini wajar
mengingat kebutuhan investasi, skala ekonomi, penggunaan teknologi, dan
besarnya pasar berbeda antara satu negara-dengan negara lain, yang dengan sendirinya
menyebabkan perbedaan struktur biaya dan tingkat harga.Untuk telepon tetap
ternyata beberapa tarif Indoneia lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia
meskipun lebih mahal dari India. Demikian juga pada telepon bergerak, beberapa
tarif Indonesia lebih mahal dari India meskipun lebih murah dari negara-negara
tetangga lainnya
Kinerja
dari industri telekomunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Meski demikian
dalam tulisan ini akan dilihat dari sisi output yang dihasilkan, ARPU dan
profitabilitasnya. Dari sisi output jelas bahwa semakin banyaknya operator dan
juga semakin baiknya pelayanan serta semakin murahnya tarif dan portabel nya
handset telah membuat jumlah pelanggan seluler juga meningkat pesat. Ini tentu
saja menguntungkan masyarakat luas sebagai pengguna jasa layanan
seluler.Demikian juga dilihat dari luasnya jangkauan layanan seluler yang sudah
meliputi seluruh Indonesia (menurut klaim dari operator) jelas menguntungkan
pelanggan.
Kinerja
Telkomsel 2013 dan Tahun 2014 -Telkomsel Mencatat Pertumbuhan Double Digit ,PT
Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mencatat laba bersih yang sangat
menggembirakan. Anak perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) ini
untuk pertama kalinya revenue per bulan menembus angka Rp 5 triliun pada Agustus
2012 lalu. Telkomsel juga mencatat pertumbuhan double digit, dimana revenue
Telkomsel tumbuh sebesar 10 persen menjadi Rp 35 triliun.
Begitu pun di sisi laba bersih, Telkomsel berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 10 triliun atau tumbuh 23 persen.Petumbuhan positif juga terlihat pada EBITDA yang tumbuh menjadi Rp 20 triliun atau tumbuh sebesar 10 persen. Pertumbuhan positif Telkomsel tersebut dipandang oleh Direksi Telkom sebagai induk perusahaan, sebagai prestasi luar biasa mengingat persaingan dalam bisnis telepon seluler sangat ketat.Di tengah-tengah kompetisi yang sangat ketat, Telkomsel masih mampu mencatat kinerja yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa Telkomsel sebagai perusahaan yang sangat sehat dan akan terus tumbuh.
Selama semester pertama 2012 dan berlanjut hingga sekarang, Telkomsel berhasil menghadapi kompetisi di industri telekomunikasi yang semakin ketat dengan melakukan berbagai terobosan produk dan layanan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pendapatan sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tertinggi di industri telekomunikasi, sekaligus memimpin pasar dengan market share sebesar 43 persen dan lebih dari 120 juta pelanggan.
Begitu pun di sisi laba bersih, Telkomsel berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 10 triliun atau tumbuh 23 persen.Petumbuhan positif juga terlihat pada EBITDA yang tumbuh menjadi Rp 20 triliun atau tumbuh sebesar 10 persen. Pertumbuhan positif Telkomsel tersebut dipandang oleh Direksi Telkom sebagai induk perusahaan, sebagai prestasi luar biasa mengingat persaingan dalam bisnis telepon seluler sangat ketat.Di tengah-tengah kompetisi yang sangat ketat, Telkomsel masih mampu mencatat kinerja yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa Telkomsel sebagai perusahaan yang sangat sehat dan akan terus tumbuh.
Selama semester pertama 2012 dan berlanjut hingga sekarang, Telkomsel berhasil menghadapi kompetisi di industri telekomunikasi yang semakin ketat dengan melakukan berbagai terobosan produk dan layanan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pendapatan sebesar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tertinggi di industri telekomunikasi, sekaligus memimpin pasar dengan market share sebesar 43 persen dan lebih dari 120 juta pelanggan.
Untuk
melayani hampir 120 juta pelanggannya saat ini, Telkomsel melakukan beragam
inovasi beyond telco dan layanan telekomunikasi selular berbasis data, antara
lain dengan layanan yang mendukung less cash society seperti T-Cash dan Tap Izy
serta berbagai industri kreatif seperti mobile application dan Value Added
Services (VAS) lainnya. Dengan semangat Paling Indonesia, Telkomsel terus
berperan aktif mewujudkan layanan komunikasi di lebih dari 25.000 desa melalui
program Universal Service Obligation (USO) dan 880 Desa PINTER (Punya
Internet).
Kepercayaan
akan kualitas layanan Telkomsel telah mendapat pengakuan baik nasional maupun
internasional dengan jumlah penghargaan yang mencapai 100 buah dalam
kurun waktu 17 tahun melayani Indonesia. Berbagai penghargaan tersebut antara
lain Best Asia Pacific Call Center Award untuk Caroline Telkomsel (Asia Pacific
Call Center Award), Wireless Service Provider of the Year (Asia Pasific ICT
Award 2010) dari Frost & Sullivan, dan dan dari berbagai lembaga independen
lainnya.
Hingga
saat ini PT.Indosat total jumlah pelanggan Indosat telah tercapai sekitar 56
juta orang. Berarti berkisar 21% pangsa pasar.Khusus untuk jaringan seluler,
Indosat saat ini dalam proses untuk menyelesaikan program Modernisasi Jaringan
yang telah dimulai sejak tahun 2012. Program yang mengimplementasikan teknologi
terkini dan bisa ber-operasional untuk UMTS 900 ini telah dilakukan di Padang,
Bali, dan menyusul berbagai kota besar di Jawa dan luar Jawa. Program
modernisasi ini akan memberikan jaringan baru dengan kualitas sinyal yang lebih
kuat, memperluas cakupan layanan termasuk jangkauan di lokasi indoor, dan
mengurangi konsumsi tenaga baterai handset dengan cukup signifikan.
Hingga
akhir tahun 2013, Indosat telah mengoperasikan 24.280 BTS yang melayani 59,6
juta pelanggan di seluruh Indonesia.Indosat juga menargetkan penambahan Base
Transceiver Station (BTS) untuk menyeimbangi pertumbuhan pelanggan. Kontribusi
segmen enterprise bagi total omzet Indosat sekitar 20 persen, sedangkan jika
layanan Sambungan Layanan Internasional (SLI) dimasukkan bisa mencapai 30
persen total omzet. “Saat ini, kami ada pelanggan sekitar tiga ribu untuk
perusahaan dan 10 ribu di usaha kecil dan menengah (UKM)
PT
XL Axiata Tbk pada tahun 2012 mempunyai pelanggan sekitar 45juta orang
berati ini 15% dari target pangsa.XL menambah Node B
dan BTS 2G diseluruh Indonesia. Dengan demikian, hingga Desember 2013, XL telah
memiliki 15.068 Node B atau meningkat 15 persen dari tahun lalu meningkat 15
persen. Total BTS 2G dan 3G sebanyak 44.946 unit.
Pada
tahun 2013 terjadi akuisisi dan merger perusahaan telekomunikasi XL Axiata atas
Axis Telecom Indonesia. Jumlah total pelanggan XL-Axis pasca-merger berkisar
dari 65 juta, yang mewakili sekitar 21% pangsa pasar. Angka ini masih jauh jika
dibandingkan pangsa pasar operator Telkomsel yang mencapai 131,5 juta pelanggan
pada 2013. Namun, jumlah pelanggan XL-Axis akan melampaui Indosat yang memiliki
59,6 juta pelanggan pada 2013. Program baru bernama “Bersahabat",
pelanggan Axis yang melakukan panggilan telepon atau mengirim SMS ke pelanggan
XL, dikenakan tarif yang sama saat mereka menelepon atau SMS ke nomor Axis.XL
Axiata akan mengakuisisi 95% saham Axis senilai US$ 865 juta atau sekitar Rp
10,5 triliun.
Dari ketiga perusahaan telekomunikasi ini dapat kita
lihat bahwa PT.Telkomsel masih menguasai pangsa pasar. Berbagai inovasi dilakukan agar dapat bersaingan
dalam usaha telekomunikasi. Selain itu KPPU juga membantu untuk pengawasan
terhadap dunia usaha sehingga akan tercipta persaingan usaha yang sehat.
Penutup
Kesimpulan:
1. Industri Telekomunikasi di Inodesia
termasuk ke dalam pasar oligopoli hal ini dapat dilihat dari 3 perusahaan yang
menguasai pangsa pasar selluler terbesar yakni PT.Telkomsel, PT.Indosat dan
PT.Xl Axiata.
2. Pembentukan KPPU berdampak positif
terhadap dunia usaha.
3. Pasar Oligopoli adalah pasar yang
didalamnya terdapat beberapa penjual terhadap satu komoditi sehingga tindakan satu penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya.
4. Banyak karakteristik Oligopoli yang kita
temui dalam dunia bisnis di antara di industri rokok, semen, otomotif,selluler
dan lain-lain.
5. Perlunya persaingan yang cukup kuat untuk
pengusaha kecil untuk bersaing pada pasar oligopoli. “Siapa yang kuat dia yang
berkuasa” peribahasa inilah yang cocok untuk pasar oligopoli. Kuat yang
dimaksud di sini adalah kuat modal, kuat iklan, kuat inovasi dan lain
sebagainya.
Saran :
1. Peran KPPU perlu ditingkatkan untuk
pengewasan dunia usaha agar tercipta persaingan yang sehat.
Daftar Pustaka
Mohon maaf, untuk kurva dan penjelasannya dalam tulisan ini merujuk pada buku siapa ya ? Terima kasih..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus