Saat yang mualaf lebih taat daripada kita
Horee ... akhirnya kegiatan Stock Opname akhirnya klar juga. Waktunya packing untuk kembali ke Jakarta tapi kubaru sadar kalau cucian laundrynya belum selesai. Waktu terus bergulir hingga tepat menunjukkan jam 8.00WIB. Hati gundah gulana karena belum packing. Mungkin dengan nada agak kesel ku telepon laundry menanyakan hal tersebut. Meski harus menunggu hingga jam 9 namun kutetap minta maaf karena tadi agak berlaku kesel ke si ibu laundry.
Wajah yang tadinya kesel udah mulai kembali senang. Selesai packing, kududuk terdiam. Memikirkan apa yang kurang. Sontak kukaget saat ingat belum beli oleh-oleh buat teman2 dan tetanggaku. Meski ga banyak namun ku berharap bisa menyenangkan hati orang-orang disekelilingku. Waktu menunjukkan jam 11.00WIB, kuorder grab car untuk ke bandara Juanda. Dan ternyata drivernya seorang perempuan. Agar tidak kaku kumulailah bertanya perihal siibu.
Untungnya Si ibu ini ramah jadi enak diajak berbincang. Nah sekilas tentang nih siibu driver ya...Si ibu ini lahir dari keluarga non muslim ketika remaja beliau muallaf karena dapat hidayah. Selain itu ternyata siibu keturunan chinese medan. Beliau menggunakan hijab yang membuatku kagum dengan beliau. Meskipun beliau muallaf namun ajaran agama dipegang teguh. Hingga anaknyapun harus dimasukkan ke hafizd cilik. Tak perlu anak saya pinter akademik, yang saya perlukan anak yang sholeh dan bisa sekolah ke kairo untuk menuntut ilmu agama..kata siibu. Wow ..salut dengan ibu ini. Suami siibu juga seorang chinese. Keluarga besar mereka bisa dikatakan ada banyak agama dalamnya. Ada Islam, Budha, Hindu dan Kristen namun tetap rukun satu dengan yang lain. Memang saat siibu ini muallaf keluarganya sempat mengucilkannya, namun lambat laun orang tuanya dapat menerima kenyataan itu.
Siibu pernah bercerita perihal makanan yang non halal seperti yang mengandung minyak babi. Saat di Surabaya tepatnya di jalan embong malang, saya pernah hampir memakan daging babi. Di sana untuk makanan halal dan tidak halal tidak ada pembedanya. Seperti mie tidar...sebagian cabang ada yang menggunakan minyak babi. Siibu ini pernah mencicipi mie tersebut, karena dahulu ketika dia masih non muslim dia pernah makan babi. Jadi beliau tahu rasanya daging maupun minyak babinya. Spontan beliau muntahkan kembali mie tersebut dan bertanya ke penjual. Dia tidak bisa menyalahkan penjual juga karena wajahnya yang chinese dan tidak berhijab waktu itu menjadi alasan penjual tidak mengasih tahu bahwa makanan ini halal atau tidak.Nah rekomended nih bagi teman-teman yang mau mencari makanan yang halal bisa dicari di royal plaza.
Si ibu ini selain jadi driver grab juga kerja di sebuah perusahaan asing di bidang import. Namun begitu miris nasibnya karena di kantor tersebut beliau tidak diperbolehkan untuk menjalankan ibadah dan harus melepaskan hijab saat di kantor. Beliau secara sembunyi untuk melaksanakan ibadahnya. Siapapun tidak bisa melarang saya, namun untuk hijab beliau masih mencari pekerjaan lain yang memperbolehkan hijab dipakai.Hijab tetap beliau gunakan saat sudah di luar kantor Masih ada ya perusahaan begitu..so teman-teman bersyukurlah karena dilahirkan muslim sejak lahir dan bekerja dikantor yang tidak dilarang beribadah. Doain y teman-teman biar siibu cepat mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan hati nuraninya.
Udah malam...ayo istirahat
Komentar
Posting Komentar