Konflik Organisasi
Pengertian Konflik
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan,
pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu configure yang
berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik diartikan sebagai proses
social antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.
Jika
dilihat definisi secara sosiologis, konflik senantiasa ada dalam kehidupan
masyarakat sehingga konflik tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat
diminimalkan.
JENIS-JENIS
KONFLIK
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
a.
Konflik dalam diri individu Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
b.
Konflik antar individu dalam organisasi
yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering
terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain.
c.
Konflik antar individu dan kelompok
seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk
mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
d.
Konflik antar kelompok dalam organisasi
yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
e.
Konflik antar organisasi konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.
Beberapa Faktor Penyebab
Konflik
Perbedaan individu yang didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra.
Perbedaan individu yang didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra.
Perbedaan
kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
Orang
dari kebudayaan berbeda, misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki
budaya berbeda, jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda
pula. Jika hal ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat
timbulnya konflik.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok
Manusia
merupakan mahkluk yang unik karena satu dengan yang lain relative berbeda. Berbeda
pendirian, pemikiran, perilaku, kebiasaan, dsb. Dari perbedaan itu tentu timbul
perbedaan kepentingan yang latar belakangnya juga berbeda. Misalnya mengenai
masalah pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian
dari lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi
para petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal persawahan atau
perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang
menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang
saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan
merupakan suatu hal yang wajar didalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi perubahan
yang sangat cepat akan memicu timbulnya konflik. Misalnya masyarakat pedesaan
yang secara umum matapencariannya bertani yang hidupnya bergotong-royong dengan
jadwal waktu yang relative tidak mengikat, kemudian tumbuh suatu industry
dengan waktu yang relative cepat dengan kebiasaan cenderung individualis,
disiplin kerja dan waktu kerja ditentukan, yang secara umum mengubah
nilai-nilai masyarakat desa tadi, tentu akan menimbulkan konflik berupa
penolakan diadakannya industry di wilayah itu.
Akibat-akibat
dari konflik.
Konflik
dapat baik dan tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
Menghambat
komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
Menghambat
keeratan hubungan.
Karena
komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang
berkonflik.
Mengganggu
kerja sama.
Hubungan
yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
Mengganggu
proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
Kerja
sama yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah.
Menimbulkan
ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Karena
produktifitas rendah, timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Yang
kemudian berakibat pada individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik
berakibat baik seperti:
Membuat
suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan
untuk mencari jalan keluarnya.
Berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik,
yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
Melakukan
adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
Memunculkan
keputusan-keputusan yang inovatif.
Memunculkan
persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Sedangkan
menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas :
Konflik
intrapersonal.
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini
terjadi pada saat yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
Konflik
interpersonal.
Konflik
ini adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan
keinginan dan tujuan.
Konflik
antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang
ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat
dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik
interorganisasi.
Konflik
antar grup dalam suatu organisasi adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu
menimbulkan kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang
menyangkut tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari
maka perlu adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari
disfungsional.
Cara-Cara
Mengatasi Konflik
Mengatasi
konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak
yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari
pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk
mengatasi konflik yang telah terjadi :
a.
Rujuk merupakan
usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi
kepentingan bersama pula.
b.
Persuasi: mengubah posisi pihak lain, dengan
menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta dengan
menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan
standar keadilan yang berlaku.
c.
Tawar-menawar : Suatu penyelesaian yang dapat diterima oleh
kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang dapat diterima.
d.
Pemecahan masalah terpadu:Usaha pemecahan masalah dengan memadukan
kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan
kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya
dengan merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang
bagi kedua pihak.
e.
Penarikan diri : Cara menyelesaikan masalah dengan cara
salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak lawan
konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak yang bertikai tidak
ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling berhubungan dan melengkapi
satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan untuk menyelesaikan
konflik.
f.
Pemaksaan dan penekanan : Cara menyelesaikan konflik dengan cara
memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak yang
berkonflik memiliki wewenang yang lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi
bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman, dsb yang akan
dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara terpaksa.
Berikut
contoh kasus konflik yang pernah terjadi :
·
Konflik
Vietnam berubah menjadi perang.
·
Konflik Timur Tengah merupakan contoh
konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan.
hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
·
Konflik Katolik-Protestan di Irlandia
Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
·
Banyak konflik yang terjadi karena
perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk
konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik diRwanda, dan konflik
di Kazakhstan.
Komentar
Posting Komentar