Budaya Alam Minang Kabau
Pada posting sebelumnya saya sudah menjelaskan sekilas tentang pengertian budaya. Sekarang saya akan membahas tentang Budaya Alam Minangkabau. Budaya ini berasal dari daerah kelahiranku yakni Sumatera Barat.
Kata Minangkabau mengandung banyak pengertian. Minangkabau dipahamkan sebagai sebuah kawasan budaya, di mana penduduk dan masyarakatnya menganut budaya Minangkabau. Kawasan budaya Minangkabau mempunyai daerah yang luas. Batasan untuk kawasan budaya tidak dibatasi oleh batasan sebuah propinsi. Berarti kawasan Bdaya Minangkabau berbeda dengan kawasan administrasi Sumatera Barat.
A.Pengertian Alam
Dalam kamus umum bahasa indonesia mengemukakan bahwa arti alam adalah :
1. Dunia misal alam semesta, syah alam
2. Kerajaan : daerah , nagari misalnya : Alam Minangkabau
Nah dari keterangan ini maka diambil pengertian bahwa alam yang dimaksud oleh orang Minangkabau adalah daerah Minang Kabau.
Untuk menentukan alam Minangkabau dapat kita lihat di tambo . Adapun batas-batas daerah alam Minangkkabau yang dikemukakan dalam tambo yakni "....dari riak nan badabua , seluluak punai mati, sirangkak nan badangkang , buayo aia hitam , sikilang aia bangiah , sampai kaduria di takuak rajo.."
Nah kalau kita artikan ke dalam bahasa indonesia adalah ( wah meski orang sumatera barat masih susah nih mengartikan bahasa minang secara dalam ...he...he..) taratak aia hitam dan sikilang aia bangih merupakan nama nagari yang sampai sekarang masih ditemui. Sikilang aia bangih adalah daerah panatai barat di Utara sumatera Barat , sedangkan taratak aia hitam di daerah Bangko Tanah Tiggi , Riak nan badabua aadalaah Laut pantai Barat dari Sumatera Barat namun untuk nama siluluak punai mati, sirangkak nan badakang itu tidak ditafsirkan semuanya dalam tambo. Dalam tambo alam Minangkabau tidak dikemukakan Pulau mentawai maupun tempat pemukiman orang minangkabau seperti Nagari sambila dan Tapak Tuan. Meskipun ditinju dari sejarah perkembangannya , daerah yang disebutkan tadi termasuk dalam dalam pusat alam minang kabau.
Selain dari penjelasan Tambo , batas daerah Minangkabau bisa kita lihat jelas pada peta Sumatera Barat.
B. Pengertian Lareh
Dalam bahasa daerah Minangkabau , kata "lareh" berarti hukum yaitu hukum adat . Di daerah Minag kabau terdapat 2 keselasan yakni Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Cahniago.
Lareh Koto Piliang berarti hukum adat Koto Piliang sedangkan Lareh Bodi Chanigo berarti Hukum Adat Bodi Chaniago ,
Selain berarti hukum , lareh juga bsa diartikan daerah contoh : Lareh Nan Panjang
Dalam tambo dikemukakan tentang pedoman yang pertama kali digunakan didirikan Lareh nan Panjang yang berpusat di Paringan Padang Panjang yang juga dianggap sebagai nagari tertua di Minangkabau. Pucuk pimpinan dipegang oleh Datuak Suri Dirajo. Adapun nagari yang termasuk daerah Lareh Nan Panjang adalah Guguak Sikaladi , Paringan , Padang Panjang, Sialahan ,Simabua , Galogadang Turawan, Balimbiang.Daerah ini juga dikatakan Nan Sahiliran Batang Bakaweh, hinggo Guguak Hilia, Hinggo Bukik Tumansu Mudiak.
Perbedaan adat Koto Piliang dengan Bodi Chaniago
a. Cara memutuskan perkara
Menghadapi suatu permasalahan dalam memutuskan perkara, Body Chanigo berpedoman kepada "..tuah dek sakato, mulonyo rundiang dimufakati, dilahialah samo nyato di batin buliah diliekti" artinya sesuatu pekerjaan mengahadapi masalah hendaklah terlenih dahulu dimufakati , dimusyawarahkan. Hasil dari mufakat ini benar-benar atas suara bersama.
Sedangkan Koto Piliang berdasarkan kepada "...nan babarih nan bapahek , nan baukua, nan bakabuang:coreng barih bulieh diliek , cupak panuah bantangnyo bumbuang.." artinya segala undang-undang atau peraturan yang dibuat sebelumnya dan sudah menjadi keputusan bersama yang harus dilaksanakan.
b. Mengambil Keputusan
Dalam mengambil suatu keputusan adat Bodi Chaniago berpedoman kepada "...kato surang dibuleti kato basamo kato mufakat, lah dapek rundingan nan saiyo, lah dapek kato nan sabuah , pipiah dan indak basuduik bulek nan indak basanding , takuruang makanan kunci, tapauik makanan lantak , saukua mako manjadi, sasuai mangko takana, putuih gayuang dek balabeh , putih dek balabeh , putih kato dek mufakat , tabasuik dari bumi...." maksudnya Bodi Chaniago diutamakan sekali adalah sistem musyawarah mencari mufakat. Jadi budaya musyawarah sudah ada sejak dahulu di daerah Minangkabau.
Sedangkan Koto Piliang yang menjadi ketentuannya ".. titiak dari ateh, turun dari tanggo , tabujua lalu tabalintang patah, kato surang gadang sagalo iyo, ikan gadang dalam lauik , iakn makannyo , nan mailia dipalik ,nan manitiak ditampuang" jadi sistem koto piliang menganut sistem pemimpin. Jika seorang pemimpin sudah memutuskan maka akan dianggap sebagai aturan yang harus diikuti oleh masyarakat daerah tersebut.
c. Pengganti Gelar Pustaka
Pada lareh Bodi Chaniago seseorag Penghulu boleh hidup berkerilahan yaitu mengganti gelar pusaka kaum selagi masih hidup. Hal ini bila yang menggantikan itu sudah terlalu tua dan tidak mampu lagi menjalankan tugasnya sebagai pemimpin anak kemenakan. Sedangan Koto Piliang , gelar itu baru bisa digantikan setelah orangnya meninggal dunia.
d. Kedudukan Penghulu
Pada Lareh Koto Pilaing ada tingkatan-tingkatan penguasa sebagai pembantu penghulu pucuk, berjenjang naik bertangga turun. Tingkatan penghulu dalam nagari ada penghulu andiko, penghulu suku, dan penhulu pucuak. Sedangkan Bodi Chaniago semua penghulu sederajat duduknya .
e. Balat Adat dan Rumah Gadang
Balat adat lareh Koto Piliang mempunyai anjuangan kiri berlabuh gajah ditengah-tengah . Anjungan kiri kanan ada tempat yang ditinggikan.Ini dari lantai yang lain untuk menempatkan penghulu-penghulu sesuai dengan fungsi dan kedudukannya.Sedangkan Bodi Chaniago balai adat dan rumah gadang lantainya datar saja. Semua penghulu duduknya sma tinggi.
Secara substansial kedua sistem adat ini sama-sama bertitik tolak pada azas demikrasi. Perbedaannya hanya terletak pada aksentuasi dalam penyelengaraan dan perioritas pada hak azasi pribadi disatu pihak dan kepentingan umum dipihak lainnya. Suatu fenomena yang sudah sama tuanya dengan sejarah kebudayaan umat manusia sendiri.
C. Pengertian Luhak
Dalam bahasa daerah Minangkabau kata luhak diucapka dengan "luak" yang artinya adalah negeri,daerah,sumur,susut,berkurang. Dari tambo Alam Minangkabau sejarah lahirnya luhak dihubungkan dengan pengertian kurang. Seperti luhak tanah datar berarti kurang tanah yang datar.
Beberapa luhak yang ada di Minangkabau :
1. Luhak Tanah Datar : daerah yang termasuk luhak ini adalah lima kaum XII Koto, Sungai Tarab Salapan Batu, Butipuah X Koto dan Lintau Buo IX Koto.
2. Luhak Agam : berasal dari Paringan Padang Panang dan kedatangan penduduk ke luhak ini pada mulanya terdiri atas 4 kaum atau rombongan yang berlangsung 4 periode dan tiap periode empat-empat.
3. Luhak Lima Puluh Koto : disebut juga luhak nan Bungsu yang terdiri dari 4 bagian yakni sandi,luhak,larek dan hulu.
D.Pengertian Rantau
Menurut kamus umum bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S Poerwadarminta , rantau mempunyai arti yang banyak diantaranya pantai sepanjang teluk,pesisir,daerah luar negeri, negeri asing tangah tempat mencari penghidupan.
Arti kata merantau mempunyai berbagai pengertian seperti berlayar,mencari penghidupan di sepanjang rantau. Merantau juga berarti pergi ke pantai atau pesisir , pergi ke daerah lain untuk mencari penghidupan.
Daerah rantau orang Minang kabau dikenal dengan Luhak nan tigo. Jadi dari dahulu orang Minangkabau suka merantau ... termasuk juga diri ini he...he..
Motivasi merantau pada tingkat permulaan adalah untuk mencari penghidupan yang lebih baik , pindah jauh dari pusat Luhak Nan tigo. Jadi tak heran jika kita pergi kemana saja pasti bisa ditemukan orang sumatera barat ( orang Minang kabau).
Tujuan Merantau adalah ntuk mencari ilmu dan memperbaiki ekonomi "mancarikan punggung tak basaok, mancarikan paruik tak barisi"
Dirantau orang harus pandai-pandai dalam menyesuaikan diri, mamak ditinggalka di kampung, dapati pula mamak dirantau, saudara ditinggalkan ,caripula saudara di rantau.
Akibat merantau bagi orang Minangkabau yang meninggalkan kampung halaman sudah meluas cakrawala atau pandangan untuk mengenal daerah diluar Minangkabau seperti dikatakan pepatah " tidak seperti katak di awah tempuruang"
Komentar
Posting Komentar