Pertolongan Pertama

Nah kali ini ika akan share tentang pertolongan pertama.
Kecelakaan atau kejadian yang tidak kita inginkan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Kejadian ini bisa hanya insiden kecil atau bahkan suatu bencana besar yang melibatkan penderita yang jumlahnya banyak. Bencana bisa terjadi bila para korban tidak mendapatkan pertolongan yang baik dengan segera. Hal ini disebabkan karena tidak adanya penanganan medis dari orang berada ditempat kejadian. Orang yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama sangatlah sedikit. Sehingga korban yang harusnya dapat tertolong jadi tidak tertolong.

Sebenarnya banyak pengetahuan pertolongan pertama yang perlu kita pelajari. Ada waktu antara pertolongan di lapangan sampai korban mendapatkan pertolongan oleh tenaga medis di fasilitas kesehatan sehingga masa tenggang inilah yang harus diisi. Prinsip kemanusiaan yang utama adalah mengurangi penderitaan dan memberikan bantuan kepada para penderita. Ini dilakukan dengan sebaik-baiknya dan dalam waktu yang singkat. Terkadang sangat miris kita lihat saat terjadi kecelakaan , orang sekitar atau terdekat yang ada di lokasi kecelakaan bukannya membantu korban tapi malah mengambil barang berharga yang korban miliki. 

Adapun tujuan pertolongan pertama :
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Pertolongan yang diberikan harus menjadi satu kesatuan pertolongan korban dari lapangan sampai perawatan lanjutan di rumah sakit. Pertolongan yang diberikan biasanya dikenal dengan istilah gawat darurat yang dibagi menjadi 2 fase yakni :
1. Fase pra rumah sakit
    Pada fase ini diberikan perawatan ditempat kejadian dengan atau tanpa melakukan transportasi penderita ke fasilitas kesehatan. Konsep dasarnya adalah memberikan bantuan hidup dasar dan mempertahankan nyawa dengan melakukan tindakan pertolongan pertama secepatnya setelah terjadi kecelakaan.
2. Fase Perawatan Rumah Sakit
    Korban yang mengalami kecelakaan atau kejadian pastinya akan dibawa ke rumah sakit terdekat. Pastikan kita mempunyai list rumah sakit yang ada di sekeliling kita. Bukan hanya kita saja yang terbantu tapi juga dapat membantu orang lain. 

Orang yang boleh menolong dalam keadaan darurat adalah semua orang namun pertolongan yang salah akan menjadi bencana. Keadaan seseorang kana bertambah parah atau bertambah daftar celaka yang sudah terjadi. Pra penolong dibagi atas 3 yakni :
1. Orang awam : Biasanya hanya menirukan apa yang pernah dilihatnya dan mempunyai sedikit pengetahuan     tentang pertolongan pertama.
2. Penolong pertama : kualifikasi ini yang ingin dicapai oleh PMI
3. Tenaga khusus :tenaga yang terlatih secara khusus untuk mengulangi kedaruratan di lapangan seperti paramedik dan sejenisnya.

Bila hendak menolong seseorang maka yang perlu kita perhatikan adalah penilaian baik terhadap keadaan penderita maupun situasi dan kondisi secara keseluruhan pada saat yang sangat penting. Tindakan penilaian ini harus dilakukan secara berurutan dan jangan sampai terlewatkan. Adapun langkah-langkah nya yakni 
1. Penilaian keadaan
2. Penilaian diri
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat penderita
5. Pemeriksaan berkala atau berlanjut
6. Pelaporan
Nah kita akan bahas satu persatu :
Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang dihadapi , diantaranya penilaian terhadap bahaya lainnya yang akan dihadapi oleh korban , penolong maupun orang-orang disekitar tempat kejadian. Pada tahap ini penolong harus melakukan pengamanan lokasi,penderita dan dirinya sendiri serta orang-orang lain, serta menentukan bantuan apa yang diperlukan jika dianggap perlu dan memungkinkan.
Dalam melakukan penilaian keadaan ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu penolongan melakukan analisa yakni :
a. Bagaimana keadaan saat itu?
b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
c. Bagaimana mengatasinya?
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba dilokasi adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong , penderita dan orang-orang yang ada di lokasi.
2. Penolong harus memperkenalkan diri bila dimungkinkan nama penolong, nama organisasi dan permintaan i
   izin untuk menolong dari penderita.
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cidera ) dan mulai melakukan penilaian dari penderita.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan cidera yang mnegancam nyawa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantaauan.
6. Minta bantuan bila dianggap perlu.
Dan jangan lupa untuk meminta informasi tentang keluarga penderita jika penderita maih sadar.

Penilaian Dini
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat , cepat dan sederhana. Bila dalam pemeriksaan ditemukan masalah khusunya pada sistem pernapasan dan sistem sirkulasi maka penolong langsung melakukan bantuan hidup dasar dan resusitasi .
Langkah-langkah penilaian dini :
1. Menentukan kasus yang dihadapi oleh penderita yakni kasus trauma atau kasus medis.
    Kasus trauma : kasus yang disebabkan oleh suatu ruda paksa mempunyai tanda-tanda yang jelas terlihat atau teraba misalnya luka terbuka , luka memar, patah tulang dan disertai dengan  gangguan kesadaran.
    Kasus medis: kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa ,misalnya sesak napas,pingsan. Pada kasus ini penolong harus mencari tahu riwayat gangguan misalnya meminta penderita itu sendiri, keluarga yang di rumah atau saksi mata bila di luar rumah untuk menjelaskan keadaan penderita dari awal gejalanya sampai menjadi parah serinci mungkin.
2. Memeriksa respon
Respon seorang penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapatkan gambaran berat ringannya gangguan yang terjad dalam otak. Respon dinilai berdasarkan reaksi yang diberikan penderita terhadap rangsangan yang diberikan penolong. Respon penderita dibagi 4 yakni awas, suara , nyeri dan tidak respon (ASNT).
Awas berarti penderita sadar dan mengetahui keberadaannya.
Suara berarti penderita menjawab /bereaksi bila dipanggil atau mendengarkan suara.
Nyeri berarti penderita beraksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikanoleh penolong misalnya cubitan kuat , penekanan ditengah tulang dada.
Tidak respon berarti penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang diberikan terhadapnya.
3. Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik ( AIRWAY)
Cara menentukan keadaan jalan nafas tergantung dari keadaan penderita , apakah ada respon atau tidak.
4. Menilai pernafasan (Breathing)
Periksa ada tidaknya nafas dengan cara lihat , dengar,dan rasakan nilai selama 3-5 detik. Penilaian pernafasan tidak hanya ada nafasnya tetapi juga dilihat kualitas dari pernafasan itu sendiri apakah nafas penderitaan cukup untuk mempertahankan kehidupan. Bila ternyata penderita tidak bernafas maka segera lakukan tindakan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru.
Pemeriksaan Fisik
Penilaian terarah bertujua untuk melakukan penatalaksanaan yang terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki dengan teliti
1. Kepala :
    Kulit kepala dan tulang tengkorak termasuk tulang wajah. Telinga dan hidung : perhatikan ada cairan bening , darah atau campurannya. Mata : pupil mata apakah besar kecil dan simetris antara kiri dan kanan. Umumnya manik mata akan    mengecil jika terkena cahaya. Gerakan bola mata apakah kiri dan kanan sama.Kelopak mata apakah bagian dalam pucat. Bagian putih mata apakah ada kelainan , ada warna lain selain putih mungkin merupakan suatu tanda adanya penyakittertentu.Mulut apakah ada pendarahan , bagian gigi yang patah,benda asing atau gangguan lainnya.
2. Leher 
    Periksa leher sebelum memasang pelindung leher.apakah ada pembesaran pembuluh darah di leher. Bila ada luka terbuka pada leher segera pasangkan katub kedap.
3. Dada 
    Perhatikan tampak luar dari tulang dada , tulang rusuk, dan permukaan kulitnya. Cedera pada daerah dada dapat berakibat cedera pada organ dalam rongga dada. Bila menemukan adanya PLNB pada daerah dada maka perhatikan pernafasan penderita. Pemeriksaan tulang iga dan dada dapat dilakukan dengan merabanya namun hati-hati.
4. Perut
Bagian perut merupakan bagian yang paling lemah perlindungannya. sehingga bila ruda paksa didaerah perut besar kemungkinan organ dalam perut juga mengalami cidera. Periksa PLNB dan lakukan sesuai dengan kuadrat perut sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang terlampaukan. Periksa ketegangan dindang perut khususnya jika ada tanda2 ruda paksa di daerah perut, ketegangan dinding perut dapat menjadi salah satu indikator terjadinya perburukan.
5. Punggung
Saat pemindahan penderita ke atas tandu atau papan spiral pastikan tidak ada cidera. Jika ada cidera maka hati-hati dalam pemindahannya.
6. Pinggul
Ruda paksa yang sering terjadi di pinggul adalah patah tulang yang berakibat pendarahan dalam dan dapat berakibatkan fatal. Jumlah darah yang dapat terkumpul dalam rongga ini adalah 2 liter . Untuk memastiakn keadaan panggul maka menekan bersamaan kedua bagian tulang yang menonjol ata dengan sedikit memutarkan pinggul. Hentikan jika ada kemungkinan cidera .
7. Anggota gerak atas dan bawah

Ngantuk...nyambung besok y...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Soal Data Flow Diagram (DFD)

Sinopsis Canola ( 2016 )

Soal UAS PTSI (Pengantar Teknologi Sistem Informasi ) Gunadarma